Rabu, 09 Februari 2011

8 Kunci Sukses Penerapan TQM di Jepang

Nobuo Ikebe Sensei…presiden direktur Quality Management Institute Inc. yang sudah puluhan tahun membimbing quality manajemen perusahaan-perusahaan besar jepang seperti Toyota, Honda, Nissan, Isuzu, Mitsubishi, Kirin dan sebagainya mengungkapkan 10 kunci Sukses penerapan TQM (total quality management) di Jepang. Sebelum menjadi konsultan perusahan-perusahaan besar, beliau adalah dosen di Universitas Tokyo pada bidang Quality Control. 8 Kunci sukses penerapan TQM itu adalah pada pola pikir QC yang didasari dengan pola pikir dari budaya jepang yang tidak ingin merepotkan orang lain.
Ikebe Sensei menceritakan tentang beda budaya kerja orang jepang, orang amerika dan orang china. Beliau mengatakan begini…orang amerika bertindak pada tataran “about” – kira-kira, jadi tidak ada ukuran yang pasti dalam menentukan spesifikasi – kira-kira OK..maka dibuatlah sehingga asal kira-kira pelanggan mau…tidak jadi masalah. Ini pemikiran yang salah. Untuk produksi harus ada ukuran yang pasti, sehingga mutu akan pasti pula. 15 tahun yang lalu setelah melakukan riset di The Big Three beliau menulis artikel yang mengatakan bahwa suatu saat General Motor akan runtuh…dan benar adanya –  sekarang hal itu terjadi. Orang China bekerja di suatu perusahaan untuk biaya hidupnya…mereka bekerja sesuai dengan job descriptionnya saja, tidak pernah berpikir lebih…urusan pelanggan bukan urusannya, urusan mereka adalah bekerja dan dibayar. Sebaliknya orang jepang berpikir tentang pelanggan…tanpa ada pelanggan perusahaan tidak dapatkan untung, yang berarti itu sama dengan tidak ada uang untuk gaji mereka…dengan begitu orang jepang sangat memperhatikan mutu produk agar mereka juga bisa mendapatkan gaji yang lebih baik karena perusahaan sudah menangguk keuntungan.
8 pola pikir orang jepang terhadap mutu itu adalah sebagai berikut:
1. Mutu No. 1.   Mutu menjadi prioritas utama. tanpa mutu tidak ada pembeli. Tanpa pembeli perusahaan tidak akan untung. Tanpa keuntungan perusahaan akan bangkrut, sehingga mutu harus menjadi perhatian yang utama.
2. Siklus manajemen (PDCA, SDCA).  Plan-Do-Check-Action digunakan sebagai sarana peningkatan mutu produk. Dengan memutar siklus PDCA maka akan banyak sekali kaizen yang bisa dihasilkan. Dan ketika mutu sudah dicapai pada taraf tertentu, maka dilakukanlah suatu sistem standardisasi agar tidak terjadi kemunduran dengan siklus Standard-Do-Check-Action.
3. Manajemen berdasarkan fakta.   Manajemen harus menggunakan fakta atau data yang riil, bukan atas dasar kira-kira atau opini semata.
4. Manajemen proses.    Mutu dibuat didalam proses, maka harus ada manajemen proses. mutu tidak dibuat dengan inspeksi, mutu dibuat ketika produk sedang dibuat. proses yang baik akan mengasilkan barang baik – proses yang buruk akan menghasilkan produk yang buruk.
5. orientasi pada market in.   market-in mempertimbangkan mutu atas permintaan pasar. Apa yang pasar mau saja yang dipenuhi, dengan jumlah produk sedikit dalam jumlah variasi produk yang banyak.
6. Orientasi pada prioritas.   Menyadari bahwa ada banyak masalah, dan masalah utama saja yang fokus untuk dilakukan perbaikan. Dengan berorientasi pada prioritas maka segala tindakan perbaikan akan lebih bermanfaat dan tepat sasaran.
7. Proses berikutnya adalah  pelanggan.   orang jepang sangat pantang membuat pelanggan kecewa, mereka tidak ingin merepotkan orang lain. Dengan menanamkan pola pikir bahwa proses berikutnya adalah pelanggan kita, maka dengan demikian akan sangat menyesal dan memalukan jika ada masalah yang mengalir ke proses setelah kita. karena itu didalam setiap proses ada 3 kegiatan utama yaitu cek sebelum proses – proses – cek setelah proses. Dengan 3 tahap ini maka sebenarnya akan ada banyak proses inspeksi yang double antara proses, sehingga mutu bisa segera diketahui jika ada masalah.’
8. Standardisasi.   Standardisasi digunakan untuk upaya mencegah kemunduran level mutu. Standardisasi akhirnya dijadikan budaya baru bagi orang Jepang agar mutu benar-benar bisa dijaga, meskipun dahulu orang Jepang lebih banyak yang menutup diri –  kuatir rahasia sukses mereka ditiru perusahaan lain.
Demikian 8 kunci sukses penerapan TQM di Jepang dilihat dari sudut pandang pola pikir. Selain itu mereka juga menggunakan tools-tools QC. Umumnya mereka menggunakan QC 7 tools, New QC 7 tools, QC story dan Metode pola (pola penyelesaian masalah dan pola pencapaian kondisi ideal). Dan yang terakhir adalah penjaminan mutu (QA) dan ini adalah inti dari manajemen mutu (TQM).
Diambil dari blog www.sidikpurnomohadi.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar